PELESTARIAN ADAT GORONTALO ( MOPOPIDUDUTO ADATI LO HULONTALO)

 Adat Gorontalo memiliki potensi besar dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, dalam arti pembangunan sumber daya manusia secara informal. Adat Gorontalo adalah kebiasaan yang bermuatan aturan-aturan yang mengatur hidup dan kehidupan manusia baik selaku perorangan maupun selaku anggota masyarakat untuk menghasilkan manusia yang berbudi luhur.

Dengan Demikian adat Gorontalo senafas dengan pesan Rasulullah Muhammad SAW, dimana Rasulullah pernah berpesan bahwa untuk menciptakan suatu negara yang aman dan makmur harus meperhatikan tiga hal berikut yakni : 

1. Akhlak yang baik bagi setiap orang

2. Orang malu berbuat yang tidak baik 

3. Tegakkan yang haq.

Adat Gorontalo mampu menciptakan manusia yang berbudi luhur, manusia yang beradab mulia dan manusia yang berakhlaqul karimah. Malu berbuat yang tidak baik adalah suatu wujud pengamalan yang baik, dapat pula dikatakan bahwa malu berbuat yang tidak baik adalah awal dari akhlak yang baik. Tegakan yang haq dalam arti melakukan kebenaran  dan keadilan, sebagaimana tuntunan agama Islam "Katakanlah yang benar itu walaupun pahit".

Adat Gorontalo mengandung falsafah " Adat bersendi Syara', Syara' bersendi kitabullah (Al-Qur'an)".

Melaksanakan Adat Gorontalo berarti ingin mencapai manusia yang berakhlak yang baik atau manusia yang beradab. Hal ini senafas dengan hadits Rasulullah SAW :

1. Al Adabu Faukal Ilmi (Adab lebih tinggi kedudukannya dari ilmu)

2. Laa Diinu Liman Adabulahu (Tidak beragama seseorang yang tidak beradab)

Beberapa hal yang saya kemukakan diatas adalah merupakan landasan keberadaan adat Gorontalo. Dengan demikian adat Gorontalo merupakan potensi besar dalam rangka pembangunan Sumber Daya Manusia.

"Inallaha yaa yughairu maa bi kaumih hatta yughairu maa bi anfusihin" yang artinya "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau bukan kaum itu sendiri yang mau merubah nasibnya sendiri"; Ar- Raadhu ayat : 11.

Tentunya orang Gorontalo yang mau berakhlak baik, adalah orang yang memiliki budaya malu dan menginginkan tegaknya keberadaan dan keadilan. Sehingga dengan hal ini diharapkan dapat melestarikan adat Gorontalo.

ADAT GORONTALO MENGHADAPI ANCAMAN ERA GLOBALISASI

Era globalisasi sudah harus dijalani dan pengaruh globalisasi sudah harus dihadapi. Terkadang kita seolah kaget tatkala kita dihadapkan dengan suasana yang tidak normal lagi, dimana yang salah dianggap benar dan yang benar dianggap salah. Hal yang demikian memang sudah pernah disampaikan oleh beliau Rasulullah SAW kepada para sahabat beliau, bahwa ; "Suatu saat akan terjadi suatu keadaan dimana yang benar akan dianggap salah dan yang salah sudah dianggap benar".

Kalau keadaan seperti ini di biarkan terus berlangsung, maka akan terjadi kebalikan dari tiga pesan Rasullullah di atas, yakni ; negara akan menjadi tidak aman/hancur dan kemiskinan akan melanda rakyat dari negara tersebut.

Pada Umumnya manusia akan melihat dan meniru sesuatu tanpa dilandasi oleh pengetahuan untuk sesuatu yang dilihatnya, dan ini merupakan hal yang baikmenurutnya, maka secara tidak sengaja ia akan meniru apa yang baru dilihatnya itu.

Contoh :

- Bila seseorang yang melihat wanita yang mengenakan baju yang tidak menutup aurat, dan hal ini menyebabkan sekelompok pria menganggap merupakan sesuatu hal yang menarik, maka wanita lain yang melihat hal iniakan merasa lebih baik dan menarik. Sehingga hal ini dapat menyebabkan yang melihat tadi berbuat hal yang serupa dengan si wanita yang dilihatnya. Sebab perilaku berpakaian yang melanggar norma agama ini di anggap lebih baik dan mengikuti model, jadi hal-hal yang salah saat itu sudah dianggap benar.

Agak sulit untuk membrerikan contoh tentang yang benar dan adil itu dianggap salah, tetapi tidak sedikit orang yang merasa tidak diperlakukan tidak adil oleh hukum yang ada dinegara kita. Silahkan anda menilai keadaan pada saat ini.

Saya hanya dapat memberikan satu contoh saja untuk hal ini:

- Orang tua yang mencintai dan menyayangi anaknya adalah perbuatan yang sesuai dengan norma agama, tetapi bila berlebihan hal ini akan berakibat tidak baik terhadap perilaku anak itu sendiri. Apalagi jika segala bentuk keinginan anak selalu dipenuhi maka suatu saat nanti anak ini akan merepotkan orang tuanya. Orang tua harusnya menjadi contoh teladan yang baik bagi si anak, namun untuk mendidik si anak haruslah dilandasi dengan akhlak yang baik pula.

Seperti bila si anak masih duduk di bangku SD minta dibelikan sepatu yang bagus dan mahal  kemudian dengan mudah diberikan oleh orang tuanya, lalu ketika menginjak dewasa sang anak meminta dibelikan motor mungkin orang tua akan mengupayakannya akan tetapi ketika sang anak mulai ingin seperti kawan-kawannya yang mengendarai mobil mungkin ini akan menjadi masalah untuk sang anak. Saat kemauannya tidak bisa dipenuhi bisa saja dia berhenti sekolah dan jika tidak dapat dikontrol lagi makan akan timbul hal negatif diluar batas, melawan norma agama dan seterusnya.

Adat Gorontalo mengajarkan bahwa "Dila popobilohe toliango to wala'o, lumbeta'a liyo to baya timongoli" yang artinya ; Jangan perlihatkan rasa sayang kita kepada anak, suatu saat dia akan berbuat sewenang-wenang pada orang tuanya".

Untuk menghadapi hal ini kita harus memperkuat iman dan taqwa kita masing-masing. Adat Gorontalo merupakan potensi yang besar yang harus dapat kita manfaatkan untuk dilaksanakan dan diamalkan.

Adat Gorontalo yang bernafaskan Islam ini marilah kita kaji, gali dan kembangkan kembali, karena adat Gorontalo sebagai hasil budaya leluhur kita memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi dalam membangun orang Gorontalo yang beradab.



Komentar

Postingan Populer